Minggu, 01 Mei 2011

Review: Water For Elephants

Water For Elephants adalah film di masa Great Depression di mana orang-orang berani menggadaikan atau menukar barang demi uang atau apapun itu. Merupakan sebuah kebanggaan bagi sebuah keluarga apabila ada dari mereka yang kerja berprofesi tinggi seperti dokter dan semacamnya, belum lagi itu menjadi jaminan hidup sentosa. Di situlah Hal Holbrook sebagai Jacob Jankowski yang sudah tua mulai menceritakan awal mula perjalanannya di dunia sirkus. Jacob yang muda dulu merupakan bagian dari tim sirkus terkenal yang juga paling kontroversial sejarahnya, The Benzini Brothers.

Robert Pattinson mulai mengambil alih narasi cerita dilanjutkan dengan hancurnya harapannya menjadi veterinarian lulusan sebuah sekolah Ivy League ketika Ia mendapat berita bahwa orang tuanya meninggal di kecelakaan. Sayangnya ayahnya sudah menjaminkan rumah mereka dan harta lainnya untuk biaya sekolahnya. Di situlah Jacob berkelana hingga akhirnya Ia sampai ke sebuah kereta yang ternyata rombongan sirkus tersebut.

Francis Lawrence yang dulu menytradarai I Am Legend memang punya selera bagus untuk film bertema sirkus ini. Ditemani dengan musik dari James Newton Howard, film ini melebihi ekspetasi untuk urusan keindahan artistiknya. Tapi sayangnya walaupun Lawrence bekerja sama dengan Richard LaGravenese (screenwriter Conviction, The Bridges of Madison County), film ini tetap sulit mencari siapa se benarnya the main star attraction dari sirkus yang diklaim sebagai "the most spectacular show on earth".

Christopher Waltz dan Reese Witherspoon yang masing-masing adalah pemenang Oscar berperan sebagai August sang pemilik sirkus dan Marlena, istri sang tuan dan performer utama sirkus tersebut. August muncul sebagai seorang yang karismatik tetapi menyembunyikan kedinginan yang berbahaya. Dengan aura yang sama seperti perannya di Inglourious Basterds, Waltz mampu membawa kita tetap terjaga ketika cerita romansa antara Marlena dan Jacob mulai berlarut-larut.

Bisa ditebak bahwa cinta segitiga mereka menjadi masalah utama sirkus ini. Jacob yang diangkat menjadi dokter bagi hewan-hewan di situ punya keyakinan bahwa Marlena akan hidup bahagia dan lebih aman dengannya, padahal kenyataannya Jacob selalu kalah dipukuli oleh August dan algojonya. Itulah sebabnya lebih menarik bagi saya untuk melihat Rosie sang gajah beratraksi di tengah arena daripada melihat ketiga manusia ini yang tak kunjung selesai bermain musuh dalam selimut. 

Mungkin terlalu lama Robert Pattinson bermain sebagai seorang vampire si franchise Twilight, karena bagi saya Jacob muda tidak menunjukan emosi yang cukup meluap atau keberanian yang meyakinkan. Dengan akting yang hanya dibantu oleh Christopher Waltz, film ini bukanlah tandingan Reese Witherspoon yang lebih layak memaikan karakter yang lebih unik dibanding Marlena yang bisanya jatuh hati ke pria mana saja yang janjinya lebih indah. Yakinlah Rosie sang gajah bermain lebih menantang dan lebih bagus daripada Robert Pattinson. Film ini mempunyai adegan klimaks yang penting, sayangnya sang sutradara gagal mengeksekusinya (dan adegan penting lainnya sebenarnya) dengan baik dan meninggalkan kita duduk manis saja. Alhasil, Water For Elephants hanya menarik untuk dilihat pertama kali dan itupun masih seperti ada yang kurang atau hilang dari ceritanya.

source: http://bicarafilm.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar